Kamis, 11 Februari 2010

ANAK TUMBUH KARENA LINGKUNGANNYA


Jika anak di besarkan dengan CELAAN, ia belajar MEMAKI
Jika anak di besarkan dengan PERMUSUHAN, ia belajar BERKELAHI
Jika anak di besarkan dengan KETAKUTAN, ia belajar GELISAH
Jika anak di besarkan dengan RASA IBA, ia belajar MENYESALI DIRI
Jika anak di besarkan dengan OLOK-OLOK, ia belajar RENDAH DIRI
Jika anak di besarkan dengan IRI HATI, ia belajar KEDENGKIAN
Jika anak di besarkan dengan DI PERMALUKAN, ia belajar MERASA
BERSALAH

Jika anak di besarkan dengan DORONGAN, ia belajar PERCAYA DIRI
Jika anak di besarkan dengan TOLERANSI, ia belajar MENAHAN DIRI
Jika anak di besarkan dengan PUJIAN, ia belajar MENGHARGAI
Jika anak di besarkan dengan PENERIMAAN, ia belajar MENCINTAI
Jika anak di besarkan dengan DUKUNGAN, ia belajar MENYENANGI DIRI
Jika anak di besarkan dengan PENGAKUAN, ia belajar MENGENALI TUJUAN
Jika anak di besarkan dengan RASA BERBAGI, ia belajar KEDERMAWANAN
Jika anak di besarkan dengan KEJUJURAN & KETERBUKAAN, ia belajar
MENGENALI KEBENARAN DAN KEADILAN
Jika anak di besarkan dengan PERSAHABATAN, ia belajar MENEMUKAN
CINTA DALAM KEHIDUPAN
Jika anak di besarkan dengan KETENTRAMAN, ia belajar BERDAMAI DENGAN
FIKIRAN


POHON APEL


By : putZ

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. “Ayo ke sini bermain-main lagi denganku,” pinta pohon apel itu. “Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi,” jawab anak lelaki itu.”Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.”

Pohon apel itu menyahut, “Duh, maaf aku pun tak punya uang… tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu.” Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita.

Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu
kembali sedih. Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. “Ayo bermain-main denganku lagi,” kata pohon apel. “Aku tak punya waktu,” jawab anak lelaki itu. “Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?” Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu,” kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira.

Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa
sangat bersuka cita menyambutnya.”Ayo bermain-main lagi denganku,” kata pohon apel.”Aku sedih,” kata anak lelaki itu.”Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?”

“Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah.”

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. “Maaf anakku,” kata pohon apel itu. “Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu.” “Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu,” jawab anak lelaki itu.

“Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat,” kata pohon apel.”Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu,” jawab anak lelaki itu.”Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini,” kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

“Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang,” kata anak lelaki. “Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu.” “Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang.” Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

NOTE :

Pohon apel itu adalah orang tua kita.
Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah
bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita
memperlakukan orang tua kita.

Dan, yang terpenting: cintailah orang tua kita. Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; danberterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

Senin, 11 Januari 2010

..AWA..


Today, 11 January 2010
Waktu tepat pukul 12.00 aku berangkat ke rumah temen yang aku pun belum pernah ke rumahnya... Fikiran ku mumet banget saat itu.... Baru beberapa langkah kaki ku ayun... ada seorang bapak_bapak bertanya..... "A.. Warnet di daerah sini sebelah mana ya...? Yang terlintas di benak aku pada saat itu...Wartel... gila gak tuh...?!
lalu aku pun menjawab... Ehm...kayaknya di daerah sini gak ada deh... soalnya saya belum pernah lihat.... Oh gitu... kalo yang ada dimana ya.... ?? Si bapak itu bertanya lagi.... saya jawab.... aduh kurang tahu saya... sejenak aku teringat... Oh... ada pak tapi yang koin... aku bilang.... aku masih belum sadar kalo obrolan ini gak nyambung kemana-mana....  Si bapak itu bertanya seakan keheranan... "Koin ...?!" emang ada gitu warnet koin....?! muka aku mendadak memerah... oh.. ( ya ampun... aku Oo'n banget sih...(dalam hati aku bergumam) )...hah.... Telunjukku mulai ku arahkan ke arah tempat dimana warnet berada.... dan rasa nya aku pengen cepet_cepet berlari menjauh dari si bapak itu.... hah.... Di perjalanan aku menyesali kejadian tadi .. bikin malu banget kan.... hah... dan aku pun segera naik angkutan Umum arah Ciawi.... tapi...eh... sebelum aku lanjutin ada hal yang perlu inviter tahu bahwa aku baru di kota ini "kota Bogor..." maklumin donx kalo aku belum tahu tentang Bogor... Ok.. Kita kembali kejalan yang benar.... Ya... jadi aku nekat aja berangkat ke tempat teman aku itu... dengan modal informasi " Di.. dari situ naik angkot jurusan ci Awi terus naik angkot biru ..tepatnya angkot 02... dan bilang turun di Jagorawi....!! " naik sudah aku angkot 02 disitu kursi sopir kesepian gak tahu Bos nya lagi kemana... dengan hati yang dag.. dig.. dug... aku pun bertanya ke seorang bapak yang tengah duduk disamping ku... " Pak... ke Jagorawi lewatkan..?! si bapak menjawab... Ia... lewat... lalu aku meminta pak 'ntar kalo udah nyampe Jagorawi kasih tahu aku ya... dia jawab ia... " dari gelagatnya sih meyakinkan ...dan aku pun mulai tenang... setelah beberapa menit datanglah si sopir sehingga si kursi sopir itu tak lagi kesepian... dan aku tanya lagi si bapak itu... "pak... emang jagorawi jauh ya...?? " si bapak menjawab Ya... lumayan...." aku yakin si sopir itu denger... mobil pun mulai melaju dengan kencangnya... setelah beberapa jam aku masih ngerasa aneh, kok... kayaknya jauh banget sih... kata temen aku kan deket.... tujuan akhir angkot itu adalah cileungsi... dan ya ampun.... kok udah cileungsi sih... terus Jagorawinya di mana aku tanya dalam hati.... lalu sisopir bilang udah nyampe nih.... ya ampun... aku tanya si sopir sambil bayar ongkosnya... " pak... Emang Jagorawi dimana.. ??.. kata calonya tadi angkot ini lewat Jagorawi tapi kok... ?? si sopir jawab... tadi kan saya bilang Citeureup... Citeureup... tapi kamu gak turun... ya.. ( ya...ampun Jagorawi itu citeureup ... aku baru tahu... lho...) ya...sebenarnya aku sih gak masalah... tinggal balik lagi kan... yang bikin aku kesel si sopir itu ngomongnya pake urat... gila... kalo aja aku jago silat udah aku sikat tu sopir... tapi aku juga sedikit maklum, mungkin dia masih marah.. atau perasaannya masih gimana gitu.... karena tadi mobil yang di kemudinya hampir bertabrakan dg mobil laen... dan mereka sempat adu mulut gitu.... tapi gk profesional donx... masa aku yang kena semprot.... perlu dikasih tuh sopir... dikasih gehu .. ato bala2 ke...he..he...!! aku pun meningglakan si sopir dengan kesalnya.. marahnya... gendoknya...mengapa gitu musti kayak gini....tapi aku pun mencoba untuk ambil hikmahnya dari kejadian ini... ya se nggaknya aku jadi lebih tahu tentang daerah sekitar Bogor... aku pun mulai bertanya ke bapak_bapak di seberang " pak.. kalo ke citeureup pake mobil no berapa ya...? Dia menjawab ke citeureup Rp. 4.500,- hah... aku heran... lalu aku coba lurusin...maksud saya pake angkot nomor berapa..?? oh... yang itu... dia menunjuk sebuah mobil yang sedang nge team ( ha.. gimana nulisnya ya... he..he... ) ... aku jawab lagi Ok... makasih ya pak..." aku pun berangkat aja... derang dering Henpund berbunyi aku tengok eh... setumpuk sms masuk dari temen aku, nanyain udah nyampe mana... aku bilang aku kesasar bos... bentar lagi aku nyampe pasar Citeureup tungguin ya.... angkot pun mulai melaju.... yah... macet... terdengar dari depan ku.. ada yang bilang Astagfirulloh.. sambil nengok ke arah belakang aku... mulutku pun spontan bilang astagfirulloh... ya ampun sebuah truk masuk jurang sebuah rumah disitu roboh tertindih si truk... darah berceceran... oh... pantesan macet.... semua mata terlarut dalam iba yang mendalam.... dan mobil pun akhirnya bisa terbebas dari antrian panjang.... melajulah dengan cepat... akhirnya aku sampe juga di Rumah teman aku itu... segala macem makanan dan minuman di taro di atas meja... wih.. kebetulan tuh.... diteguk lah air itu.... dan di kunyahlah makanan itu.... di sana kita main2 ja... sampai tiba lah waktu pulang sekitar jam 21.00 an... aku pun pamit pulang... aku bersikeras pngen pulang walau pun mereka memaksa ku untuk bermalam di sana..... berangkat lah aku menuju Jagorawi... disana aku menunggu bis menuhu terminal baranang siang yang akan lewat... seorang bapak_bapak menghampiriku dan bertanya " Dek... bis ke Bogor masih lewat gak....?? (dalam hati aku berkata nama aku dari dulu Aldi pak gak pernah ganti jadi Dek...hhe) Aku jawab oh.. saya kurang tahu pak saya juga mau ke Bogor... !!!(BOGOR d sni maksudnya Bogor Kota) " lalu si bapak bertanya ke orang lain... dan akhirukallam kita memutuskan untuk naik angkot... di angkot si bapak duduk didepan dan mulai bercakap2 dengan si sopir... sisopir keliatan cuek... dan untuk menutupi kekesalannya si bapak sesekali nengok aku seakan2 aku ikut dalam obrolan itu... lumayan jauh angkot melaju...si sopir masih cuek dengan pertanyaan2 si bapak.... namun si bapak masih tetap semangat mengeluarkan segudang pertanyaannya... hingga si bapak bertanya lagi " Mas asli orang Bogor ya...?? barulah si sopir menjawab aku orang asli Padang pak... lalu dengan gembiranya ( mungkin karena kali ini pertanyaannya gak di cuekin) si bapak bilang " Oh... AWA juga dari Padang mereka bercakap bahasa padang... ya menurut penafsiranku si bapak bertanya " kamu dari daerah mana... dan si sopir itu menjawab awa dari kampoang.. kampoang.. Ah... aku lupa... namanya aneh... serentak si bapak menyeru ( Ah bahasa padang lagi aku gk ngerti ) tapi masih menurut penafsiranku sih si bapak bilang wah kita sakampoang dong.... larut lah mereka dalam obrolan yang mengarah ke keakraban.... sementara si sopir tengah bersorak sorai Bogor...Bogor.... Cibinong..cibinong.... si bapak mengajak ku ikut dalam percakapan dia bilang "Dek... nggak ngerti ya... ha..ha... pengennya sih aku ketawa cuman aku tahan aja... ha...ha... dan aku menjawab Iya... sunda sama padang jauh banget.... dan si sopir pun ternyata sudah siap sedia memasang telinga dan mengumpulkan kata2 untuk meneruskan percakapan mereka... dan mereka pun larut dalam percakapan yang akrab... hah... akhirnya aku nyampe juga... lalu aku turun dan aku bilang... pak BERAPO duit AWA harus bayar.... si sopir jawab Rp. 5.000,- sajo... ha..ha... kita bertiga tertawa bebarengan... karena kebetulan di angkot itu tinggal kita bertiga.... Di perjalanan aku masih teringat betapa lucunya mereka bercakap dengan bahasa Padang..ha...ha... Awa iko... kampoang... ha..ha.... Oh...betapa hebatnya bahasa Indonesia..... We Love Indonesia........ The End....